UB, Tidak Ada Kata Mundur.

Tepat di akhir tahun 2017, saya diberikan tugas dan tanggung jawab sebagai Ketua UB. Dimana pada saat itu kondisi UB (Usaha Bersama) yang ada, sedang tidak dalam kondisi baik-baik saja. Banyak hal teknis dan non teknis yang perlu dibenahi.

Karena tidak memiliki pengalaman mengomandoi entitas bisnis sembako/retail sebelumnya, UB sempat saya tutup beberapa waktu demi memberikan waktu berpikir; mau kemana UB saya bawa pergi?.

Klise, semua orang maunya untung, bahkan mungkin disana-sana ada yang menamai perusahaannya dengan PT. Untung Terus, karena memang tidak ada seorang pengusaha pun yang mau rugi. Maunya untung. Namun demikian, keuntungan tidak bisa dicapai tiba-tiba. Semua butuh proses panjang, valid, dan fundamental, agar bisnis terus berjalan dalam track yang benar.

Melalui pandemi yang dahsyat selama 2 tahun lebih, UB kami mengalami pasang surut. Namun demikian, ternyata pertolongan Allaah itu nyata. Ketika daya beli masyarakat turun, UB tetap disupport oleh pihak-pihak yang menginginkan UB tetap eksis dan lancar. Karena UB bagi kita semua bukan hanya bisnis, tapi juga urusan “langit” alias cari pahala. Itulah mengapa UB harus disupport dan juga dikelola dengan benar, sebab semua muamalah pasti ada ganjaran pahala atau dosa.

Pada saat penentuan, yaitu MPPS (Musyawarah Para Pemegang Saham), alhamdulillaah UB kami tidak pernah mengalami kerugian. Mungkin rasio keuntungan mengalami naik turun, namun tetap diatas ambang kerugian. Dari pembelajaran ini, saya yakin bahwa UB, sekecil apapun, bahkan sekelas WARUNG POJOK seperti yang sedang saya komandoi saat ini, jika dikelola dengan benar – tidak ada kata rugi. Nah, bayangkan jika modal awal yang terkumpul sangat besar, ditunjang dengan lokasi yang strategis. InsyaAllaah akan dahsyat hasilnya.

Maka itu bagi rekan-rekan pengurus UB dimana pun Anda, jangan sia-siakan UB untuk menjadi wasilah kesuksesan ekonomi ummat sekaligus wasilah untuk beramal shalih mencari wajahNya. Bukti nyata sudah ada dimana-mana. Sudah banyak UB yang berhasil. Apalagi saat ini dibentuk FORKOM UB di masing-masing provinsi dengan tujuan agar semua UB bangkit bersama, jaya bersama, tidak meninggalkan UB yang sedang “sakit” dan “mati suri” sendirian.

Sekali layar terkembang, pantang surut ke daratan!

Oleh: Teguh Prayogo / Ketua UB Baitul Makmur, Cinere.
Foto: Pengawas, Pengurus, dan Staff UB Baitul Makmur, Cinere.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *